KARAWANG // propamnewstv.id – Perhatian Tim Media Propam News TV kembali tertuju pada jejak sejarah, salah satunya di Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Kawasan ini menyimpan dua situs penting, yaitu Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong yang menjadi tempat pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta, serta Monumen Kebulatan Tekad yang berdiri tegak sebagai simbol semangat perjuangan. Selasa (07/10/2025).
- Rumah Djiauw Kie Siong: Saksi Perdebatan Sengit
Rumah sederhana milik seorang petani keturunan Tionghoa, Djiauw Kie Siong, di Rengasdengklok Utara, menjadi saksi bisu peristiwa monumental pada 16 Agustus 1945. Di sinilah Soekarno dan Mohammad Hatta ‘diamankan’ oleh golongan muda, yang dipimpin oleh Sukarni, Wikana, dan Chaerul Saleh.
Pengamanan ini dilakukan untuk menjauhkan dwi tunggal proklamator dari pengaruh Jepang dan mendesak agar Proklamasi Kemerdekaan segera dikumandangkan, terlepas dari keputusan PPKI yang dianggap bentukan Jepang.
Menurut keterangan penjaga rumah yang masih merupakan keturunan Djiauw Kie Siong, sebagian besar bangunan rumah yang didirikan pada tahun 1920 ini masih asli, termasuk dinding kayu jati, lantai, hingga beberapa perabotan seperti tempat tidur yang digunakan Bung Karno dan Bung Hatta. Namun, beberapa barang penting, seperti meja tempat perundingan, kini berupa replika, karena barang aslinya telah diamankan di museum.
- Monumen Kebulatan Tekad: Lambang Jiwa Patriotisme
Tak jauh dari rumah bersejarah tersebut, berdiri Monumen Kebulatan Tekad. Monumen ini melengkapi narasi sejarah Rengasdengklok.
Monumen Kebulatan Tekad dulunya merupakan markas tentara PETA (Pembela Tanah Air). Di tempat inilah semangat patriotisme dan kebulatan tekad para pemuda dan prajurit PETA bergelora untuk mendukung percepatan proklamasi kemerdekaan. Pengibaran bendera Merah Putih pertama di Rengasdengklok juga dilaporkan terjadi di lokasi ini pada 16 Agustus 1945, menunjukkan aksi nyata dukungan terhadap kemerdekaan.
- Warisan Sejarah untuk Generasi Muda
Kunjungan ke Rumah Sejarah Rengasdengklok dan Monumen Kebulatan Tekad tidak hanya sekadar wisata sejarah. Tempat ini menjadi pengingat akan pentingnya semangat patriotisme dan keberanian generasi muda dalam menentukan nasib bangsa. Peristiwa Rengasdengklok mengajarkan bahwa persatuan antara golongan tua dan muda, meskipun diawali perbedaan pendapat, pada akhirnya mencapai tujuan bersama, yaitu terwujudnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Pemerintah daerah dan pihak terkait diharapkan terus menjaga keaslian dan kelestarian situs ini agar warisan sejarah ini tetap utuh dan dapat terus menginspirasi generasi penerus bangsa.
(TIM PROPAM NEWS TV)