BOGOR // propamnewstv.id – Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kembali menjadi sorotan. dengan aktivitas ilegal penyuntikan gas subsidi yang semakin merajalela. Ironisnya, praktik haram ini sudah beroperasi bertahun tahun lama nya.
Setiap malam, puluhan mobil pickup lalu-lalang di kawasan tersebut, ratusan tabung gas bersubsidi ditutup rapat dengan terpal, berpindah tangan secara ilegal tanpa pengawasan yang memadai.
Jum’at (22-08-2025), 00:22 WIB Saat tim media mencoba mengonfirmasi aktivitas mencurigakan tersebut kepada salah satu sopir mobil dengan nomor polisi B 9241 BAY, sang sopir justru langsung menghubungi seseorang yang diduga bagian dari jaringan pengurus penyuntikan.
– Modus Operandi Canggih dan Berbahaya
Modus operandi yang digunakan sindikat ini adalah memindahkan isi dari tabung gas LPG 3 kg (gas melon) ke dalam tabung gas non-subsidi ukuran 12 kg dan 50 kg. Para pelaku menggunakan puluhan selang dan regulator yang telah dimodifikasi untuk mempercepat proses pemindahan gas.
Menurut narasumber yang enggan disebutkan namanya, “dalam satu malam mereka bisa mengoplos ribuan tabung gas 3 kg. Mereka membeli gas melon dari pangkalan-pangkalan gas dengan harga subsidi sekitar Rp 22.000 per tabung. Kemudian, isinya dipindahkan ke tabung 12 kg yang dijual dengan harga pasar sekitar Rp 215.000,” jelasnya.
Dengan modal empat tabung gas 3 kg (total sekitar Rp 88.000), sindikat ini bisa mengisi satu tabung 12 kg dan meraup keuntungan lebih dari 100% per tabung. Keuntungan kotor mereka ditaksir mencapai ratusan juta rupiah setiap harinya.
– Kelangkaan dan Ancaman Keselamatan
Aktivitas ilegal ini tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga menjadi salah satu penyebab utama kelangkaan gas LPG 3 kg yang sering dikeluhkan oleh masyarakat kecil dan pelaku UMKM di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya.
Selain itu, proses pengoplosan yang dilakukan secara serampangan sangat membahayakan keselamatan. Proses pemindahan gas ilegal ini tidak memiliki standar keamanan, satu percikan api saja bisa memicu ledakan dahsyat yang membahayakan lingkungan sekitar.
(Benny/Red)