Kabupaten Tangerang // propamnewstv.id – Aliansi Gabungan Masyarakat, Advokat, Lembaga, dan Media Banten Peduli kembali menggelar aksi unjuk rasa di depan gerbang SMAN 4 Kabupaten Tangerang. Aksi ini merupakan buntut dari ketidakpuasan mereka terhadap dugaan ketertutupan informasi terkait proses Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (SPMB) tahun ajaran 2025. Rabu (16/07/2025).
Sekitar pukul 12.30 WIB, massa aksi yang terdiri dari elemen masyarakat, advokat, LSM, dan media lokal tiba di lokasi. Mereka menuntut klarifikasi langsung dari Kepala Sekolah SMAN 4 Kabupaten Tangerang, Drs. Roni Yunardi, S.Pd., terkait transparansi data peserta yang dinyatakan lolos SPMB.
Namun, harapan mereka pupus. Alih-alih menemui massa aksi, pihak sekolah justru menggembok dua gerbang utama dari dalam dan menutup total akses ke sekolah. Tidak satu pun perwakilan sekolah, baik dari Kepala Sekolah maupun panitia SPMB, keluar untuk memberikan keterangan.
“Kami datang dengan itikad baik untuk audiensi dan meminta penjelasan dari Kepala Sekolah. Namun yang kami dapatkan justru gerbang digembok. Ini jelas bukti ketertutupan yang melukai hati masyarakat,” ujar Bunyamin, S.H., Ketua LSM PEMI yang juga Koordinator 1 aksi tersebut.
Sebelumnya, Kepala Sekolah Drs. Roni Yunardi diketahui sempat berjanji akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Banten terkait permintaan data tersebut. Namun, menurut informasi yang dihimpun, data siswa yang lolos seleksi tidak dapat diberikan oleh Dinas Pendidikan. Bahkan, usai kunjungan tersebut, Kepala Sekolah dikabarkan tidak kembali ke sekolah, melainkan langsung pulang ke rumah.
“Kami mendapatkan informasi bahwa Kepala Sekolah justru menghindar setelah dari dinas. Data SPMB tidak diberikan, Kepala Sekolah pun menghilang. Ini menunjukkan tidak ada itikad baik soal keterbukaan informasi publik,” tegas Budi Irawan, Ketua Forum Media Banten Ngahiji (FMBN) sekaligus Koordinator 2.
Situasi memanas ketika rombongan massa mendapati gerbang tetap digembok hingga melewati jam pulang sekolah. Akibatnya, siswa-siswi SMAN 4 tertahan lebih dari tiga jam di dalam sekolah. Para orang tua yang menjemput pun terpaksa menunggu di luar pagar sekolah.
“Bayangkan, anak-anak tidak bisa keluar, orang tua menunggu berjam-jam. Ini membuktikan pihak sekolah tidak mengindahkan hak publik maupun hak siswa,” ujar Hendra, S.Pd., Ketua LSM BIMAK sekaligus Koordinator 3 aksi. “Dan kami tegaskan aksi ini akan berlanjut hingga ke DPRD Kabupaten Tangerang.”
Sebagai bentuk simbol kekecewaan, massa akhirnya menggembok kembali pintu gerbang sekolah dari luar. Tidak lama kemudian, aparat Kepolisian dari Polsek Cikupa tiba di lokasi untuk mengamankan situasi. Dipimpin oleh Kanit Intel, Kanit Sabhara, serta Tim 3 Mulyadi, pihak kepolisian melakukan mediasi dengan pihak sekolah.
Berkat mediasi dari aparat kepolisian, gerbang akhirnya dibuka, dan para siswa dapat pulang dengan aman, sebagian besar dijemput orang tua masing-masing.
“Aksi ini berjalan tertib, tanpa insiden kekerasan. Semua proses berlangsung aman dan kondusif,” jelas Hamka, perwakilan Aliansi.
Aliansi menegaskan akan terus mengawal persoalan ini hingga pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan Provinsi Banten memberikan jawaban terbuka dan transparan kepada masyarakat.
“Ini bukan sekadar aksi seremonial, kami akan mengawal tuntas sampai ada keadilan dan keterbukaan informasi publik,” pungkas Koordinator Bunyamin.
Penulis : Mahfudin