Jakarta // propamnewstv.id — Persatuan Mahasiswa Lampung Jakarta (Permala Jakarta) menyelenggarakan Diskusi Publik bertajuk “Kurikulum Berbasis Cinta: Cinta terhadap sesama anak bangsa dan um rxat beragama” pada Minggu, 21 Desember 2025, bertempat di Badan Penghubung Provinsi Lampung, Jakarta. Kegiatan ini menjadi ruang dialog strategis dalam merespons tantangan pendidikan, kebangsaan, dan kerukunan umat beragama di Indonesia.
Diskusi publik ini menghadirkan sejumlah narasumber dari unsur pemerintah, akademisi, dan organisasi kemasyarakatan. Hadir sebagai keynote speaker Dr. H. Abdb. Basir, S.Pd.I., M.Pd.I., M.Pd., Kepala Subdirektorat Sarana dan Prasarana Kementerian Agama RI, serta Yos Sailendra Ahmad Rastti, SH., MM., Kepala Badan Penghubung Provinsi Lampung. Sementara itu, pemantik diskusi diisi oleh Dr. Desvian Bandarsyah, M.Pd. (Wakil Rektor II UIN Raden Intan Lampung), Riko Kiat Sanjaya, S.H. (Ketua Cabang PMII Jakarta Pusat Periode 2015–2017), dan Riska Prasasti, S.E., M.E., AWP.
Diskusi menekankan pentingnya kurikulum pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada capaian akademik, tetapi juga menanamkan nilai cinta kasih, empati, toleransi, dan penghargaan terhadap keberagaman. Kurikulum berbasis cinta dipandang sebagai fondasi untuk membentuk karakter generasi muda yang inklusif, berakhlak, serta memiliki komitmen kuat terhadap persatuan dan kesatuan bangsa.
Kurikulum berbasis cinta adalah gagasan besar yang menempatkan nilai kemanusiaan, toleransi, empati, dan persaudaraan sebagai fondasi utama pendidikan. Di tengah realitas sosial yang masih diwarnai oleh polarisasi, intoleransi, dan krisis nilai, pendidikan tidak cukup hanya mencetak manusia cerdas, tetapi juga harus melahirkan manusia yang berkarakter, berakhlak, dan mencintai sesama tanpa memandang perbedaan.
Sebagai mahasiswa, kami meyakini bahwa perubahan besar selalu berawal dari ruang-ruang diskusi seperti ini. Forum ini bukan sekadar tempat bertukar gagasan, tetapi juga ruang untuk menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa masa depan bangsa sangat ditentukan oleh bagaimana kita mendidik generasi hari ini. Tutup Ahmad Sopian
Permala Jakarta menggelar Diskusi Publik Bertajuk Kurikulum Berbasis Cinta : Cinta Terhadap Sesama Anak Bangsa Dan Umat Beragama
Jakarta.
Persatuan Mahasiswa
Lampung Jakarta (Permala Jakarta) menyelenggarakan Diskusi Publik bertajuk “Kurikulum Berbasis Cinta: Cinta terhadap sesama anak bangsa dan um rxat beragama” pada Minggu, 21 Desember 2025, bertempat di Badan Penghubung Provinsi Lampung, Jakarta. Kegiatan ini menjadi ruang dialog strategis dalam merespons tantangan pendidikan, kebangsaan, dan kerukunan umat beragama di Indonesia.
Diskusi publik ini menghadirkan sejumlah narasumber dari unsur pemerintah, akademisi, dan organisasi kemasyarakatan. Hadir sebagai keynote speaker Dr. H. Abdb. Basir, S.Pd.I., M.Pd.I., M.Pd., Kepala Subdirektorat Sarana dan Prasarana Kementerian Agama RI, serta Yos Sailendra Ahmad Rastti, SH., MM., Kepala Badan Penghubung Provinsi Lampung. Sementara itu, pemantik diskusi diisi oleh Dr. Desvian Bandarsyah, M.Pd. (Wakil Rektor II UIN Raden Intan Lampung), Riko Kiat Sanjaya, S.H. (Ketua Cabang PMII Jakarta Pusat Periode 2015–2017), dan Riska Prasasti, S.E., M.E., AWP.
Diskusi menekankan pentingnya kurikulum pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada capaian akademik, tetapi juga menanamkan nilai cinta kasih, empati, toleransi, dan penghargaan terhadap keberagaman. Kurikulum berbasis cinta dipandang sebagai fondasi untuk membentuk karakter generasi muda yang inklusif, berakhlak, serta memiliki komitmen kuat terhadap persatuan dan kesatuan bangsa.
Kurikulum berbasis cinta adalah gagasan besar yang menempatkan nilai kemanusiaan, toleransi, empati, dan persaudaraan sebagai fondasi utama pendidikan. Di tengah realitas sosial yang masih diwarnai oleh polarisasi, intoleransi, dan krisis nilai, pendidikan tidak cukup hanya mencetak manusia cerdas, tetapi juga harus melahirkan manusia yang berkarakter, berakhlak, dan mencintai sesama tanpa memandang perbedaan.
Sebagai mahasiswa, kami meyakini bahwa perubahan besar selalu berawal dari ruang-ruang diskusi seperti ini. Forum ini bukan sekadar tempat bertukar gagasan, tetapi juga ruang untuk menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa masa depan bangsa sangat ditentukan oleh bagaimana kita mendidik generasi hari ini. Tutup Ahmad Sopian.
Lucky Suryani








