Bandung Raya // PropamNewsTV.id —
Di balik keindahan alam dan pesatnya pembangunan kawasan Bandung Raya, tersimpan ancaman serius yang kini kembali menguat. Sesar Lembang, patahan aktif sepanjang 29 kilometer yang membentang dari Padalarang hingga Jaten, dilaporkan telah mencapai fase kritis akumulasi energi seismik.
Setelah lebih dari 560 tahun tanpa gempa besar, para ahli kebumian memperingatkan bahwa sesar Lembang bukanlah patahan yang mati, melainkan “tertidur” sambil menyimpan tekanan besar di bawah permukaan tanah.
Peneliti Pusat Riset Kebumian dan Maritim BRIN,, Mudrik Rahmawan Daryono, mengungkapkan bahwa hasil kajian paleoseismologi menunjukkan adanya pergeseran signifikan pada masa lalu. Penelitian di Situs Batu Lonceng, Lembang, menemukan bukti pergeseran lapisan tanah hingga lebih dari 1,5 meter, menandakan pernah terjadinya gempa besar.
“Dengan kecepatan geser rata-rata 3,5 milimeter per tahun, sesar Lembang diperkirakan telah menyimpan potensi pergeseran hingga 3 meter. Jika dilepaskan sekaligus, gempa yang dihasilkan bisa mencapai magnitudo 6,5 sampai 7,0,” jelas Mudrik dalam Diskusi Daring Bandung Executive Forum, Sabtu (20/12/2025).
Kekuatan tersebut dinilai cukup untuk menimbulkan kerusakan serius pada permukiman padat, infrastruktur vital, hingga fasilitas publik di wilayah Bandung Raya.
Menariknya, temuan ilmiah ini sejalan dengan cerita rakyat Legenda Sangkuriang, yang menggambarkan terbentuknya danau dalam semalam. Secara geologi, peristiwa tersebut sangat mungkin terjadi akibat pergerakan naik sesar Lembang yang membendung aliran sungai secara tiba-tiba.
Melihat kondisi ini, Propam News TV mengimbau pemerintah daerah, aparat terkait, dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Mitigasi bencana, penataan ruang berbasis risiko, penguatan bangunan, serta edukasi kesiapsiagaan warga dinilai tidak bisa lagi ditunda.
Sesar Lembang tidak menunggu kesiapan manusia. Ketika energi yang tersimpan dilepaskan, dampaknya bisa terjadi dalam hitungan detik. Kesiapsiagaan hari ini adalah kunci untuk menyelamatkan nyawa esok hari.
— Rully ( propam news TV )








