PANDEGLANG // propamnewstv.id – Polemik seputar kinerja penyedia makanan bergizi gratis (MBG) di bawah naungan SPPG Umi Kaisar Kecamatan Menes terus berlanjut. Selasa (21/10/2025).
Setelah sebelumnya dikritik karena dinilai tidak profesional dalam menjalankan SOP penyediaan dan distribusi makanan, kini muncul dugaan baru terkait penggunaan fasilitas pendukung program yang tidak memenuhi standar operasional.
Dari hasil penelusuran di lapangan, sejumlah sumber menyebutkan bahwa peralatan dapur yang digunakan, seperti wadah makanan lainnya, diduga merupakan barang KW atau tidak sesuai standar kualitas yang ditetapkan dalam pedoman MBG.
Kondisi tersebut dikhawatirkan dapat mempengaruhi kebersihan dan kualitas makanan yang disajikan untuk anak-anak penerima manfaat program.
Selain itu, menu dan bahan makanan yang disajikan pun dinilai tidak memperhatikan kandungan gizinya secara proporsional.
Berdasarkan hasil konfirmasi sebelumnya, ditemukan adanya penggunaan bahan tambahan seperti cuka pada beberapa jenis makanan. Meski tidak sepenuhnya dilarang, penggunaan cuka berlebihan dapat berdampak kurang baik terhadap kesehatan anak.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan serius tentang sejauh mana pengawasan dan pelatihan tenaga dapur serta ahli gizi yang terlibat dalam program tersebut. Seharusnya, pelaksanaan program MBG dilakukan dengan standar gizi, higienitas, dan keamanan pangan yang ketat, mengingat sasaran utamanya adalah anak-anak usia sekolah.
Menanggapi temuan ini, aktivis Panji Nugraha dari Gerakan Masyarakat Pemerhati MBG (GMP-MBG) menyampaikan keprihatinannya dan meminta agar pihak BGN Badan Gizi Nasional segera turun tangan melakukan pemeriksaan menyeluruh.
“Program MBG adalah program strategis pemerintah yang menyentuh langsung kebutuhan dasar anak-anak. Maka, tidak boleh dikelola asal-asalan. Kalau benar ada peralatan dapur nonstandar dan bahan makanan yang tidak sesuai kaidah gizi, ini harus segera dikroscek dan dievaluasi total,” tegas Panji Nugraha
Lebih lanjut, Panji menambahkan bahwa ketidak seriusan penyedia dalam menjalankan SOP dan menjaga standar kualitas dapat mencederai tujuan mulia program MBG itu sendiri, yang sejatinya untuk meningkatkan kualitas gizi peserta didik di sekolah-sekolah.
Kami meminta dinas terkait dan tim pengawas program MBG untuk tidak menutup mata segera lakukan audit lapangan, evaluasi kelayakan fasilitas, dan pastikan semua pekerja dapur memiliki pelatihan sesuai standar. Jangan biarkan program penting ini dirusak oleh kelalaian dan praktik tidak bertanggung jawab,” tambahnya.
Masyarakat pun berharap agar evaluasi menyeluruh dapat segera dilakukan, termasuk terhadap seluruh mitra penyedia MBG di wilayah Kabupaten Pandeglang, demi memastikan program berjalan sesuai prinsip transparansi, profesionalitas, dan akuntabilitas publik,” pungkasnya.
(IRGI)