JAKARTA // propamnewstv.id – ”Tugas utama Iaspro adalah mendorong Asesor profesional untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga kualitas pengelolaan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan mutu sertifikasi, dan ini membutuhkan waktu,” kata Dr Indiwan Seto wahyu Ketua Bidang Humas dan Media Kreatif DPP Ikatan Asesor Profesional Indonesia, kepada wartawan usai pelantikan pengurus pusat di Jakarta, Jumat.
Menurut Humas IASPRO, Indiwan seto yang juga dosen Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara, tugas berat ini terutama melakukan penyadaran kepada masyarakat dan pelaku usaha tentang perlunya sertifikasi profesi dalam lingkungan kerja.
“Dari jumlah keseluruhan tenaga kerja di Indonesia yang menurut data BNSP sekitar 150 juta pekerja, baru sedikit sekali atau masih sekitar 1,5 juta yang tersertifikasi secara professional,” ujar Indiwan. Kondisi ini selainbisa dianggap ancaman, bisa juga dilihat sebagai peluang.
Ancaman karena selama ini faktanya belum semua perusahaan mewajibkan karyawannya memiliki sertifikat profesi yang dikeluarkan oleh BNSP sebagai syarat utama bila masuk ke lapangan kerja, di sisi yang lain ada peluang bahwa proses sertifikasi perlu ditingkatkan jumlahnya. Menurut Indiwan, idealnya kepemilikan sertifikat ini dijadikan tolak ukur kualitas calon pekerja sehingga proses penerimaan pegawai menjadi lebih teruji.Dr Indiwan seto Wahyu wibowo, adalah pengurus DPP IASPRO dari unsur pendidikan khususnya sebagai perwakilan dari Universitas Multimedia Nusantara yang berlokasi di Gading Serpong Tangerang Banten. Sebelum ditarik menjadi pengurus Pusat, dosen senior bidang Ilmu Komunikasi ini adalah Ketua Dewan Pimpinan Cabang Iaspro Tangerang yang mewadahi kepentingan dan kebutuhan asesor kompetensi di wilayah Tangerang Banten.
Dalam program kerjanya, Bidang Humas dan media kreatif akan berupaya mendekatkan IASPRO dengan masyarakat khususnya lewat advokasi dan promosi kegiatan di social media. “ Kita akan banyak melakukan Podcast dan video promosi kegiatan IASPRO yang bisa mendekatkan diri IASPRO dengan berbagai kebutuhan masyarakat.” Ujar Indiwan seto.
Menurut dia di masa depan, tantangan terbesar adalah bagaimana mengemas materi yang teknis dan berat (heavy content) terkait dunia sertfikasi menjadi konten media sosial (video pendek, infografis) atau podcast yang menarik, mudah dicerna, dan tidak membosankan. IASPRO harus berjuang melawan konten hiburan yang jauh lebih ringan meski harus terus meningkatkan mutu tayangnya.
IASPRO Platform Kolaborasi
Sementara itu dalam sambutannya, Ketua Umum IASPRO, Ir. H. Wahyu Adiartono, MBA., Ph.D., menyampaikan bahwa pelantikan pengurus dan penandatanganan MoU ini merupakan langkah konkret IASPRO untuk memperkuat posisi asesor sebagai garda depan pembangunan kompetensi nasional.
“IASPRO hadir bukan hanya sebagai wadah profesi, tetapi sebagai platform kolaborasi strategis bagi seluruh pemangku kepentingan sertifikasi profesi di Indonesia. Kami ingin memastikan bahwa setiap langkah organisasi selaras dengan semangat menjadi adaptif terhadap perubahan, kolaboratif dalam sinergi, dan berdampak nyata bagi dunia kerja nasional,” ujar Wahyu.
Sementara itu, Kepala Sekretariat BNSP , Amir Syarifudin, dalam sambutannya menegaskan pentingnya sinergi kelembagaan profesi dan pengelola sertifikasi dalam mendukung kebijakan nasional pengembangan SDM kompeten.
“Kami mengapresiasi langkah IASPRO yang secara proaktif membangun kemitraan strategis lintas lembaga. Kolaborasi seperti ini penting untuk memperkuat tata kelola dan kepercayaan publik terhadap sistem sertifikasi kompetensi di Indonesia,” ungkap Amir Syarifudin.
Selain acara pelatikan Dewan Pengurus Pusat Ikatan Asesor Profesional Indonesia (IASPRO) periode 2025–2030 acara tersebut dirangkaikan dengan pengukuhan dan penetapan unsur kelembagaan IASPRO, meliputi Dewan Pengawas, Dewan Pengarah, Komite Etik, Komite Edukasi dan Pengembangan Kapasitas, serta Komite Audit Keuangan, serta penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara IASPRO, Perkumpulan Master Asesor Indonesia (PMAI), dan Perkumpulan Pengelola Sertifikasi Profesi Indonesia (PSPI).
Hadir dalam pelantikan tsb dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang diwakili oleh Kepala Sekretariat Bapak Amir Syarifudin, Komisioner BNSP, Bapak Amilin, Para Pimpinan organisasi profesi, dan pengurus IASPRO dari berbagai daerah di Indonesia.
Penandatanganan MoU antara IASPRO, PMAI, dan PSPI menjadi tonggak awal kerja sama dalam penguatan kapasitas asesor, penyelarasan standar kompetensi, serta peningkatan mutu pelaksanaan sertifikasi. Kolaborasi ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem sertifikasi yang lebih terpadu, kredibel, dan berdampak luas bagi peningkatan daya saing bangsa.
(ISW)